I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Propinsi
Riau memiliki keanekaragaman sumberdaya perikanan yang cukup besar baik itu
perikanan air tawar maupun air laut. Ikan air tawar sebagian diproduksi dari
hasil tangkapan diperairan umum, yaitu sekitar 13.807 ton atau sekitar 97,01 %
dari potensi keseluruhan sebesar 14.232 ton/tahun yang telah dimanfaatkan.
Sementara produksi perikanan dari hasil budidaya baru mencapai 3,1 % dari
potensi yang ada sebesar 36.835 Ha. (Dinas Perikanan Tingkat I Riau, 2001).
Dari
jumlah tersebut antara satu spesies dengan spesies lainnya sudah tentu memiliki
beberapa persamaan dan perbedaan. Saanin
(1984) mengatakan bahwa untuk mengidentifikasi ikan harus diperhatikan
tanda-tanda, bentuk dan bagian dari tubuh ikan yaitu rumus sirip,perbandingan
panjang dengan tinggi, bentuk garis rusuk dan jumlah sisik yang meliputi garis
rusuk tersebut, bentuk sisik dan gigi beserta susunannya, tulang-tulang insang.
Oleh karena satu macam ikan berbeda besarnya disebabkan oleh umur atau
kadang-kadang oleh tempat hidupnya, maka tidak mungkin memberikan ukuran,
ukuran yang diberikan hanyalah perbandingan saja.
Salah
satu organ yang dijadikan objek dan perhatian dalam mempelajari ikan adalah
bentuk sirip dan jari-jari sirip. Sirip dan jari-jari sirip dapat digunakan
untuk membedakan spesies ikan karena pada umumnya bnetukm sirip pada berbagai
jenis ikan bebeda. Sirip ikan berperan penting dalam penentuan arah dan gerak
ikan (Pulungan dkk, 2006)
Sirip dan jari-jari sirip pada ikan
bervariasi baik dari bentuk maupun dari ukuran sirip dan jari-jari sirip. Organ
ini pada ikan mempunyai peranan penting dalam penentuan arah dan gerak ikan. Sirip
dorsal (D) adalah sirip punggung, sirip pectoral (P) adalah sirip dada, sirip
ventral (V) adalah sirip perut, sirip caudal (C) adalah sirip ekor dan sirip anal
(A) adalah sirip anus. Dari kelima sirip diatas ada sirip yang bersifat ganda
yaitu sirip perut dan sirip daada selebihnya bersirip tunggal. Tidak semua
jenis ikan di muka bumi mempunyai kelima sirip tersebut secara sempurna,
melainkan ada ikan yang siripnya tidak lengkap. Jari-jari sirip ada jari-jari
sirip yang lunak dan jari-jari sirip yang keras (Penuntun Pratikum Iktiologi,
2006).
Mempelajari
sirip dan jari-jari sirip pada ikan merupakan sebagian dari usaha dalam rangka
mempelajari dan mengenal ikan secara mendalam sehingga pada gilirannya dapat
memberikan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk menggunakan sumber daya
ikan yang tersedia secara efisien dan optimal.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan
dari pratikum sirip dan jari-jari sirip adalah meningkatkan pemahaman pratikan
dalam mempelajari ikan khususnya sirip dan jari-jari sirip ikan serta
mengetahui fungsi dan jenis dari sirip ikan.
Manfaat dari pratikum ini
adalah kita dapat mengetahui cara gerak spesies ikan dan juga dapat sebagai
patokan dalam membedakan setiap jenis ikan berdasarkan klasifikasi yang telah
ditetapkan para ahli berdasarkan sirip dan jari-jari sirip ikan.
II. TINTAUAN PUSTAKA
Manda et al (2005), Sirip pada ikan berperan dalam
penentuan arah dan gerak ikan yang terdiri dari sirip punggung (D), sirip perut
(V), sirip dada (P), sirip anus (A) dan sirip ekor (C). Tidak semua jenis ikan
memiliki secara utuh kelima sirip tersebut secara sempurna.
Ikan Sepat siam merupakan ikan yang memiliki habitat di
perairan tawar.Ikan sepat siam adalah ikan yang termasuk dalam Ordo Anabantoidea,
family belontiidae, genus trichogaster, dan spesies Trichogaster pectoralis
(Djuhanda,1981).
Ikan ini memiliki sirip punggung berbentuk sempurna,jumlah
sirip unggung hanya satu,letak sirip punggung di pertengahan,permulaan sirip
punggung di belakang sirip perut,hubungan sirip punggung dengan sirip ekor
terpisah dengan sirip perut termodifikasi berbentuk seperti cambuk.Posisi dasar
sirip dada oblique,di bawah linea lateralis persis di bawah sudut tutup insang
,posisi sirip perut dibandingkan dengan sirip dada sub abdominal. Sirip anus
terpisah dengan sirip ekor. Bagian pangkal sirip anus diliputi sisik.D.V11.11,P.11,A.X.38,C.16,Vmodifikasi.
Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis) merupakan kelompok ikan yang
mempunyai pernafasan tambahan berupa tulang tipis yang berlekuk-lekuk seperti
buangan karang yang disebut Labirin dengan mengambil oksigen lngsung dari
udara. Sebagian dapat membangun karang yang berbusa yang berguna untuk
menyimpan telurnya di dalam mulut. Warna tubuh ikan ini dipengaruhi oleh jenis
kelamin reproduksi dan umurnya.Sirip punggung lebih kecil dari pada sirip
dubur,mempunyai 6-8 jari-jari keras dan 8-10 jari-jari lunak.Sirip duburnya
mempunyai 10-12 jari-jaru keras, 33-38 jari-jari lunak.Sirip perut memiliki 1
jari-jari lunak dan 3-4 jari-jari lunak ,satu diantaranya menjadi alat peraba
yang panjang seperti ijuk. Sirip dada mempunyai 9-10 jari-jari lunak. Terkadang
pada bagian sirip punggung dan sirip ekor yang lunak ada bulatan hitam. (Djuhanda,1981).
Ikan kembung laki-laki termasuk kedalam kelas Condircthtyes
mempunyai bentuk tubuh seperti torpedo, tubuh simetris bilateral, sirip ekor
bercagak dua dimana lekukan dari cagak tersebut dimulai dekat pangkalnya.
Dibelakan sirip ekor dan sirip anus terdapat sirip tambahan kecil. Sirip
punggung pada bagian depan seluruhnya disokog oleh jari-jari keras. Posisi
mulut terminal dengan sifat nonprotactile.
Sirip-sirip punggung dubur, perut dan dada pada pangkalnya
mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga dapat memperkecil daya gesekan pada air
waktu ikan tersebut berenang cepat. (Djuanda, 1981).
Ikan
Serai termasuk dalam ordo : Perciformes, famil : Carangidae, genus : Caranx dan
species : Caranx rotteri (Saanin, 1984)
Bentuk tubuhnya pipih dan memanjang seperti lidah, sirip
punggung dan anus menjadi satu dengan sirip ekor. Kedua mata terdapat pada
sebelah tubuh tubuh yang berwarna dan tubuh non bilateral simetris. (Saanin,
1968).
Djuhanda (1981) Ikan Sebelah mempunyai rahang dan susunan
gigi pada kedua belah pihak dari tubuh hampir serupa. Tubuhnya non bilateral
simetris dan dapat diklasifikasikan ke dalam ordo: Heterostoma, family:
Psettidae, genus: Psettodes dan spesies: Psettodes erumei.
Ikan parang-parang tergolong pada kelluarga Trichiuridae,
bentuk tubuhnya panjang gepeng dan hampir menyerupai bentuk pita(taeniform), ekornya
panjang seperti pecut, kulitnya tidak bersisik ,warnanya putih seperti
perak,sedikit kekunung-kuningan. Sirip punggungnya satu dimulai dari belakang
kepala terus sampai ke ekor, jumlah jari-jari sirip lunaknya 140-150 buah.Sirip
ekor tidak tumbuh.Sirip dubur terdiri dari sebaris duri-duri kecil yang
lepas.Sirip dada mempunyai 11 jari-jari lunak. Sirip perut tidak ada. Rahang
bawah lebih panjang dari pada rahang atasnya,kedua rahang bergigi yang kuat dan
tajam-tajam,bersifat carnivore,panjang tubuhnya bisa mencapai lebih dari satu
meter (Djuhanda 1981).
Kottelat. et al (1993) menjelaskan Ikan Betok termasuk ke
dalam Kelas Pisces dengan sub kelas Teleostei, ordo Labirinthic, family
anabatidae, genus anabas dan species adalah Anabas
testudineus.
Djuanda (1981) menjelaskan Ikan Selinca merupakan keluarga
anabantidae dan memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut labirint.
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi mengenai “Sirip dan Jari-Jari Sirip” dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 22 Maret 2012, bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.
3.2.
Bahan dan Alat
Adapun
bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum “Sirip dan Jari-Jari sirip” ini
adalah ikan Kembung laki-laki (Restrellingger canagurta), Ikan Selinca (Polycanthis hasselti), Ikan Betok (Anabas testudineus), Ikan
Parang-Parang (Chirocentrus hypselosema), dan Ikan Sepat Siam (Trichogaster
pectoralis), Ikan Serai (Caranx
rotteri), dan ikan Sebelah (Psettodes erumeri).
Sedangkan
alat-alat yang digunakan dalam praktikum Sirip dan Jari-Jari Sirip adalah
nampan untuk meletakan ikan yang telah dibawa oleh praktikan, penggaris untuk
pengukur panjang, tinggi dan lebar ikan, buku gambar ikhtiologi untuk tempat
menggambarkan ikan yang dibawa, buku penuntun pratikum untuk membantu dalam
memecahkan masalah pada penentuan posisi letal sirip dan linnya, serbet untuk
membersihkan tangan, serta alat-alat tulis pensil dan pena untuk menggambar dan
memberi keterangan pada gambar tersebut.
3.3. Metode Praktikum
Metode
yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan
langsung di Laboratorium Biologi Perikanan.
3.4. Prosedur Praktikum
Dalam praktikum ini pertama sekali kita
mencari ikan yang telah ditentukan untuk di praktikumkan. Ikan yang telah dibawa
diletakkan di atas nampan untuk diamati. Ukur dengan menggunakan mistar panjang
tubuh ikan, tinggi dan lebarnya. Kemudian gambar morfologi ikan tersebut dibuku
gambar lengkap dengan klasifikasinya dan
lengkap dengan keterangan sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus
dan sirip ekor serta jari-jari sirip ikan-ikan yang dipratikumkan. Setelah itu
amati dan hitung barapa jumlah jari-jari lemah, jari-jari lemah mengeras, dan
jari-jari keras pada setiap ikan yang dibawa. Catat pada buku gambar.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Jenis-jenis ikan
yang didapatkan dalam pratikum ini adalah sebagai berikut:
1. Kembung laki-laki (Restrellingger canagurta)
Gambar 1. Kembung laki-laki (Restrellingger canagurta)
TL =257 mm BdH=70
mm
SL=215 mm
HdL=65 mm
Klasifikasi
Ordo :
Percomorphy
Family :
Scombridae
Genus :
Restrellingger
Species : Restrellinger canagurta
2. Ikan Selinca (Polycanthus hasselti)
Gambar 1. Ikan
Selinca (Polycanthus hasselti)
TL =150 mm BdH=50
mm
SL=110 mm
HdL=30 mm
Klasifikasi
Ordo :
Labyrinthici
Family :
Anabantidae
Genus :
Polycanthus
Species : Polycanthus hasselti
3. Ikan Betok (Anabas testudineus)
Gambar 1. Ikan
Betok (Anabas testudineus)
TL =140 mm BdH=40 mm
SL=120 mm HdL=30 mm
Klasifikasi
Ordo :
Labyrinthici
Family :
Anabantidae
Genus :
Anabas
Species: Anabas testudineus
4. Ikan Parang-Parang (Chirocentrus
hypselosema)
Gambar 1. Ikan
Parang-Parang (Chirocentrus hypselosema)
TL =480 mm BdH=60
mm
SL=310 mm FL=60
mm
HdL=70 mm
Klasifikasi
Ordo :
Malacopterighi
Family :
Chirocentoidae
Genus :
Chirocentrus
Species : Chirocentrus hypselosema
5. Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis)
Gambar 1. Ikan
Sepat Siam (Trichogaster pectoralis)
TL =130 mm BdH=50
mm
SL=110 mm
HdL=30 mm
Klasifikasi
Ordo :
Labyrintchi
Family :
Anabantidae
Genus :
Trichogaster
Species : Trichogaster pectoralis
6. Ikan Serai (Caranx
rotteri)
Gambar 1. Ikan
Serai (Caranx rotteri)
TL =240 mm BdH=40
mm SL=170 mm
HdL=190 mm
Klasifikasi
Ordo :
Perciformes
Family :
Carangidae
Genus :
Caranx
Species : Caranx rotteri
7. Ikan Sebelah
(Psettodes erumeri)
Gambar 1. Ikan Sebelah
(Psettodes erumeri)
TL =330 mm BdH=130 mm
SL=285 mm
HdL=72 mm
Klasifikasi
Ordo :
Heterosomata
Family :
Psettodidae
Genus : Psettodes
Species : Psettodes
erumeri
4.2. Pembahasan
Ikan Kembung laki-laki (Restrellinger canagurita) memiliki sirip
punggung yang sempurna dan memiliki sirip yang rudimeter, letaknya di bagian
kepala anterior badan terdiri dari DI.8, dan DII.11, Sirip dada pada ikan ini
posisinya vertikal dan letaknya di bawah linea lateralis dibelakang operculum
terdiri dari P.15, dan V.24, Sirip
anusnya terpisah dengan sirip ekor dan diliputi sisik pada bagian pangkalnya,
Sedangkan A.35, Bentuk sirip ekornya bercagak (forked) dan C.34.
Ikan Selinca (Polycanthus hasselti) memiliki sirip punggung yang sempurna dengan
jumlah satu sirip yang panjang, letaknya di bagian kepala anterior badan
terdiri dari jari-jari lemah, lemah mengeras, keras dan lemah D.1.5.18. Sirip
dada pada ikan ini posisinya horizontal dan letaknya di bawah linea lateralis
dibelakang operculum terdiri dari jari-jari lemah P.17, sirip perutnya
bermodifikasi seperti cambuk dan Thorcic yang terdiri V.4.1, Sirip anusnya
terpisah dengan sirip ekor dan diliputi sisik pada bagian pangkalnya A.6.10.
sedangkan Bentuk sirip ekornya Berpinggiran tegak C.14.
Ikan Betok (Anabas testudineus) memiliki sirip punggung yang sempurna dengan
jumlah satu sirip yang panjang, letaknya di bagian kepala anterior badan dan
terpisah dengan sirip ekor, D.15.7. Sirip dada pada ikan ini posisinya
horizontal dan letaknya di bawah linea lateralis dibelakang operculum P.1.13,
sirip perutnya bermodifikasi seperti cambuk dan Thorcic yang terdiri V.1.2.2,
Sirip anusnya terpisah dengan sirip ekor dan diliputi sisik pada bagian
pangkalnya A.10.5. sedangkan Bentuk sirip ekornya Berpinggiran tegak C.9.
Ikan Parang-parang (Chirocentrus hypselosema) memiliki sirip punggung yang sempurna dengan
jumlah satu sirip yang panjang, letaknya di belakang badan, dan terpisah dengan
sirip ekor D.5.8. Sirip dada pada ikan
ini posisinya horizontal dan letaknya di bawah linea lateralis dibelakang
operculum P.9.1, tidak memiliki sirip perut, Sirip anusnya terpisah dengan
sirip ekorA.14. sedangkan Bentuk sirip ekornya berlekuk tunggal C.23.2.
Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis) memiliki sirip punggung yang sempurna
dengan jumlah satu sirip yang panjang, letaknya jauh di belakang badan terdiri
dari jari-jari lemah, lemah mengeras, keras dan lemah D.2.2.3. Sirip dada pada
ikan ini posisinya oblique dan letaknya di bawah linea lateralis dibelakang
operculum terdiri dari jari-jari lemah P.9, sirip perutnya bermodifikasi
seperti cambuk dan Jugular yang terdiri V.2, Sirip anusnya menyatu dengan sirip
ekor dan diliputi sisik pada bagian pangkalnya A.27. sedangkan Bentuk sirip
ekornya Berpinggiran tegak C.10.
Ikan Serai
(Caranx rotteri) memiliki
sirip punggung DI.8 dan DII.12, terletak di belakang kepala bagian anterior
badan, Sirip dada pada ikan ini posisinya vertikal dan letaknya di bawah linea
lateralis dibelakang operculum. memiliki tubuh bilateral simetris, bentuk badan
torpedo dan memili gurat sisi.
Ikan Sebelah (Psettodes erumeri) memiliki sirip punggung yang sempurna dengan
jumlah satu sirip yang panjang, letaknya di bagian kepala anterior badan
terdiri dari jari-jari lemah, lemah mengeras, keras dan lemah D.12.15.13, Sirip
dada pada ikan ini posisinya setengah melingkar dan letaknya di bawah linea lateralis
dibelakang operculum terdiri dari jari-jari lemah P.10, sirip perutnya terletak
di depan dada yang terdiri V.6, Sirip anusnya terpisah dengan sirip ekor dan
diliputi sisik pada bagian pangkalnya A.12. sedangkan Bentuk sirip ekornya
Belah ketupat C.12.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setiap
ikan memiliki sirip dan jari-jari sirip yang berbeda-beda sesuai dengan
lingkungannya, sirip dan jari-jari sirip sangat
berperan penting pada gerak dan arah ikan. Selain itu sirip dan jari-jari sirip
dapat dijadikan sebagai ciri-ciri khusus bagi ikan dan memudahkan dalam
mengenali ikan.
5.2. Saran
Agar praktikum ikhtiologi ini dapat berjalan
dengan lancar maka diharapkan agar para praktikan dapat mempersiapkan diri
sebelum diadakannya praktikum. Selain
itu diharapkan agar sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan ini cukup
memadai sehingga memudahkan dalam objek yang akan kita teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat
Jenderal Perikanan, 2001. Buku Pedoman Pengenalan Sumber Perikanan Laut. Bagian
1. Departemen Pertanian. Jakarta. 164 hal.
Djuhanda. 1981. Dunia Ikan. Penerbit
Armico. Bandung. 191 hal.
Kottelat, M., A. J. Whitten., S. N.
Kartikasari dan S. Wiroatmodjo. 1993. Freswater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan
Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi). Periplus Editions Limited.
Munich, Germany. 293 hal.
Saanin,
H.1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta, Bandung. 284 Halaman.
Saanin, H.1984. Taxonomi dan identifikasi ikan.
Bina cipta. Bandung. 520 hal.
Pulungan dkk. 2006. Penuntun Praktikum Ichtyology.
Fakultas Perikanan dan
Ilmu
Kelautan UNRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar