Jumat, 18 Juli 2014

penggolongan bentuk tubuh ikan



I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas perairan seluas 3.257.483 km2. Dengan perairan yang begitu luas, tentu saja indonesia memiliki keanekaragaman biota laut yang sangat banyak, termasuk ikan. Ikan di perairan Indonesia sangat beraneka ragam. Dari ikan yang habitatnya di perairan tawar hingga ikan yang habitatnya di perairan laut.
Ikan adalah hewan yang hidup didalam air, bernafas dengan insang, bergerak dengan menggunakan sirip, berdarah dingin, memiliki Linea lateralis dan bertulang belakang. Ikan merupakan kelompok vertebrata (bertulang belakang) yang paling besar jumlahnya. Ikan mendominasi kehidupan perairan diseluruh permukaan bumi. Jumlah spesies ikan yang telah berhasil dicatat adalah sekitar 21.000 spesies dan diperkirakan berkembang mencapai 28.000 spesies. Jumlah spesies ikan yang hidup dipermukaan bumi adalah 21.723 spesies, sementara jumlah spesies vertebrata yang ada diperkirakan sekitar 43.173 spesies (Nelson, 2001).
Dengan jumlah ikan yang begitu banyak, tentu saja antara satu ikan tidak sama dengan ikan yang lain. Baik secara internal maupn external. Secara internal, setiap ikan memiliki perbedaan anatomi, meliputi sistem rangka, sistem otot, organ dan perbedaan lainnya. Serta perbedaan yang paling mendasar adalah perbedaan genetiknya. Secara external adalah perbedaan bentuk morfologi meliputi perbedaan kepala, mulut, badan dan ekor. Dari ragam perbedaan itu, ikan dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil.
Putra, Lukistyowati, Windarti, Pulungan dan Budijono (2013) mengatakan bahwa secara garis besar ikan-ikan yang terdapat dialam terbagi atas dua grup, yaitu Agnatha (ikan yang tidak berahang) dan Gnathostomata (ikan yang memiliki rahang).
Kedua grup tersebut dikelompokkan kedalam tiga kelas utama, yaitu Kelas Cephalospidomophi, Kelas Condrichtyes, dan Kelas Osteichtyes. Selanjutnya bentuk ikan dibedakan berdasarkan bentuk tubuh dan bentuk bagian luar.
Karena setiap ikan memiliki perbedaan, maka dalam praktikum ini akan dibahas mengenai perbedaan-perbedaan tersebut, dan mengelompokkan ikan kedalam kelas dan grupnya masing-masing berdasarkan ciri-ciri dari bentuk tubuh dan bentuk bagian luar yang dimiliki ikan tersebut.

1.2 Tujuan dan Manfaat.
Tujuan praktikum penggolongan, bentuk tubuh, dan bagian luar tubuh ikan ini membahas penggolongan ikan berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh setiapikan sehingga kita dapat mengetahui grup, kelas dan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh setiap ikan yang membedakan antara satu species ikan dengan species lainnya.
Manfaat praktikum penggolongan, bentuk tubuh, dan bagian luar tubuh ikan ini adalah kita dapat mengenali spesies ikan berdasarkan bentuk tubuh dan ciri-ciri yang dimilikinya dan menemukan nama ilmiah yang telah ditetapkan oleh para ahli.



II, TINJAUAN PUSTAKA

Secara garis besar ikan-ikan dikelompokkan kedalam dua grup, yaitu Agnatha (tidak memiliki rahang) dan Gnathostomata (memiliki rahang). Kedua grup ikan tersebut dikelompokkan kedalam tiga kelas utama, yaitu Chepalospidomophi, Condrichtyes, dan Osteicthyes. (Putra, Windarti, Pulungan, Budijono, 2009)
Ikan Lomek (Horpadon nohricus) termasuk kedalam kelompok Gnathostomata. Bentuk tubuhnya Bilateral simetris, bentuk badan pipih (compressed), dan bentuk kepala tumpul. Ikan ini tidak bersisik, ukuran mulut lebar dan bentuk mulut terminal. Klasifikasi ikan lomek adalah sebagai berikut: Kindom: Animalia, Filum: Chordata, Kelas:Actinopterygii, Ordo: Aulipiformes, Famili: Syrodantidae, Genus: Horpadon, Spesies: H. nohricus
Ikan Lomek memiliki bentuk tubuh yang memanjang ,berkepala simetris,tidak bersisik ,memiliki alat pernafasan tambahan.Bagian depan badannya terdapat penampang yang membulat sedang bagian tengahmya dan belakang berbentuk pipih.Alat pernafasan tambahan terdapat di bagian kepala di dalam rongga yang di bentuk oleh dua pelat tulang kapak.Insangnya berukuran kecil dan terdapat di bagian kepala bagian belakang. Sirip ada 5 jenis yaitu sirip dada,punggung,anus ,ekor danperut.Sirip dadanya berbentuk bulat agak memanjang dengan ujung meruncing.(Najiyati ,1997 dalam aquaculture 2009)
Ikan Nila (Oresocromis niloticus) memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kelas: Osteichthyes, Ordo: Percomophi, Famili: Cichlidea, Genus: Oreochromis, Spesies: Oreochromis niloticus. Bentuk badan ikan nila pipih kesamping memanjang (compressed). Tubuh berwarna putih kehitaman, makin keperut makin terang. (Ghufran, 2009)
Ikan nila pada umumnya mempunyai bentuk tubuh panjang dan ramping, perbandingan antara panjang dan tinggi badan rata-rata 3 : 1. Sisik-sisik ikan nila berukuran besar dan kasar. Ikan nila berjari sirip keras, sirip perut torasik, letak mulut subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda lainnya yang dapat dilihat adalah dari ikan nila adalah warna tubuhnya yang hitam dan agak keputihan. Bagian bawah tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila lokal putih agak kehitaman bahkan ada yang kuning. Sisik ikan nila besar, kasar, dan tersusun rapi. Sepertiga sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya memiliki garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Linea lateralis bagian atas memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip punggung sampai pangkal sirip ekor. Ukuran kepalanya relatif kecil dengan mulut berada di ujung kepala serta mempunyai mata yang besar (Merantica, 2007 dalam Ikanmania25, 2012)
Menurut Pratama (2009), ikan nila mempunyai nilai bentuk tubuh yang pipih kea rah vertical (kompres) dengan profil empat persegi panjang kea rah anteroposterior, posisi mulut terletak di ujung/termal. Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis yang vertical dan pada sirip punggungnya garis terlihat condong lekuknya. Ciri ikan nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip, ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal/ ekor yang berbentuk membulat warna merah dan biasa digunakan  sebagai indikasi kematangan gonad . Pada rahang terdapat bercak kehitaman. Sisik ikan nila adalah tipe scenoid. (Pratama, 2009 dalam Finasaindri 2012)
Ikan selinca (Poliacanthus hasselti) memiliki ciri-ciri permukaan sirip punggung di atas dasar sirip dada, sirip punggung lebih panjang dari pada sirip dubur, bentuk tubuh pipih, kepala di tutupi oleh sisik yang keras (Weber, M. and De Beaufort, L. P, 1916 dalam Ronaldy, 2012)
Klasifikasi ikan selinca (Polichantus Hasselti) adalah sebagai berikut:  Kingdom: Animalia, Phylum: Chordata, Kelas: Pisces, Ordo:  Labyrinthici Famili: Anabantidae , Genus: Polyacanthus, Spesies  : Polyacanthus hasselti.  Ikan selinca memiliki badan berwarana coklat, setiap sisik mempunyai pinggiran hitam, pola warna hitam berbentuk jala pada sirip ekor, pada saat remaja memiliki bercak hitam pada bagian belakang pangkal sirip punggung. Ciri-ciri lainnya adalah memiliki bentuk tubuh pipih compresed, sirip punggung sempurna, jumlah sirip punggung satu, letak sirip punggung dibelalakang kepala dibagian anterior badan, permulaan dasar sirip punggung persis sama dengan permulaan sirip perut, sirip punggung terpisah dengan sirip ekor, posisi sirip dada dibawah linea lateralis persis dibawah sudut tutup insang, sirip perut thorcic, sirip ekor membundar dan, sirip dada mempunyai posisi oblique, sirip anus pada pangkal diliputi sisik. (Ikanselinca, 2012)
Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) memiliki ciri-ciri bertubuh pipih dan bermoncong runcing sempit, panjang total hingga 120 mm. Perak buram kebiruan atau kehijauan, dengan beberapa pita miring berwarna gelap, serta bercak hitam masing-masing sebuah pada tengah sisi tubuh dan pada pangkal ekor. Namanya dalam bahasa Inggris, Three spot gourami, merujuk pada kedua bintik hitam itu, ditambah dengan mata sebagai bintik yang ketiga. Sirip ekor berlekuk (berbelah) dangkal, berbintik-bintik. Warna tubuh ikan ini amat bervariasi, baik perimbangan terang gelapnya maupun pola-pola warna tubuhnya. Demikian pula bilangan jari-jari pada sirip-siripnya. Rumus sirip dorsal, VI-VIII (jari-jari keras atau duri) dan 8–9 (jari-jari lunak); dan sirip anal X-XII, 33–38. Gurat sisi 30–40 buah. Panjang standar (tanpa ekor) 2,3–2,5 kali tinggi badan. Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ke ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek. (Wikipedia, 2010)
Ikan kakap putih (Lates calcalifer) memiliki tubuh memanjang dan padat (FAO, 2007). Kepala menjorong, dengan profil dorsal yang cekung menjadi cembung didepan sayap dorsal. Mulut besar, rahang atas panjang hingga mencapai belakang mata; gigi villiform, tidak dijumpai gigi canine. Tulang keras pada tepi bawah dari preoperculum; operculum dengan tulang kecil dan dengan sirip bergerigi di atas garis lateral. Sirip dorsal dengan 7 hingga 9 tulang dan 10 hingga 11 sirip lunak; duri tulang sangat dalam yang terbagi penuh dari bagian sirip lunak; sirip pectoral pendek dan bulat; bergerigi keras di atas dasarnya; sirip dorsal dan anal memiliki lembaran yang bersisik. Sirip anal bulat, dengan 3 tulang duri dan 7–8 sisik lunak; Sirip caudal bulat. Sisik besar ctenoid (kasar bila disentuh). Adapun taksonomi L.calcarifer: Phylum     : Chordata Sub phylum: Vertebrata Class: Pisces Ordo  : Percomorphi, Family: Centropomidae, Genus: Lates Species   : Lates calcarifer (Sudjiharno,1999 dalam Pande, 2012)
Bagian rahang kakap putih melewati mata. Mata kakap putih lebih kecil daripada kakap mata kucing. Bagian atas kakap putih berwarna coklat muda, sedangkan bagian bawahnya berwarna keperakan. Sirip-sirip kehitaman, terutama sirip ekor dan dubur berwarna kehitaman. (Ghufran, 2009)
Ikan pari (Trygon sephenMemiliki ciri-ciri dibagian bawahnya terdapat spiracle, pina pectoralis, pina caudalis, Ikan pari merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk kelas Elasmobranchii. Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid, yaitu sekelompok ikan bertulang rawan yang mempunyai ekor seperti cambuk. Ikan pari memiliki celah insang yang terletak disisi ventral kepala. Sirip dada ikan ini melebar menyerupai sayap, dengan sisi bagian depan bergabung dengan kepala. Bagian tubuh sangat pipih sehingga memungkinkan untuk hidup di dasar laut. Bentuk ekor seperti cambuk pada beberapa spesies dengan sebuah atau lebih duri tajam di bagian ventral dan dorsal. (Aqshabiogger, 2010)















III.  BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Iktiologi dengan judul “Penggolongan, Bentuk Tubuh, dan Bagian Luar Tubuh Ikan” ini dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Maret 2013, pukul 10.00 WIB s/d 12.30 WIB yang bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Ikan Nila (Oreocromis niloticus), Ikan Selinca (Polyachantus haselti), Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus), Ikan Belanak (Mugil Belanak), Ikan Kakap Putih (Lates calcalifer), Ikan Pari (Trygon sephen), Ikan Pepetek (Leiognathus dussumieri) Ikan Motan (Thynnichtys polylepis), Ikan Lomek (Horpadon nohricus) yang didapat dari Pasar Arengka, Pasar Panam, Teratak Buluh, Pasar Dupa, Pasar Kodim, Pasar Bawah dan pasar Pusat.
Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah nampan, serbet, tissue, alat tulis lengkap: pensil, pena, penggaris, penghapus, buku penuntun praktikum dan buku untuk menggambar hasil pengamatan yang telah dilakukan.

3.3. Metode Praktikum
Metode yang dipergunakan pada praktikum ini adalah metode langsung dimana objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan guna diambil datanya sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku penuntun praktikum. Praktikum berlangsung dibawah pengawasan asisten.
Adapun objek yang dipraktikumkan adalah untuk mengukur tubuh ikan (TL, FL, SL, Bdh dan HdL), dan dilanjutkan dengan mengamati ciri-ciri yang dimiliki objek dan menggolongkan objek kedalam grup dan kelasnya masing-masing.

3.4. Prosedur Praktikum
Sebelum masuk ke laboratorium praktikan terlebih dahulu diperiksa oleh asisten dari baju lab, ikan-ikan yang akan dipraktikumkan, klasifikasi ikan-ikan yang akan dipraktikumkan, serbet, serta alat-alat tulis yang lengkap. Setelah semuanya lengkap baru praktikan diperbolehkan masuk ke dalam laboratorium. Setelah itu asisten memberikan respon kepada praktikan tentang materi-materi yang akan dipraktikumkan. Setelah respon selesai, ambillah ikan yang telah dibawa oleh praktikan yang memenuhi syarat untuk melakukan praktikum bidang dan arah kemudian letakkan ikan diatas nampan yang telah disediakan. Letakkan dengan posisi perut (ventral) di sebelah bawah dan kepala di sebelah kiri. Gambarlah ikan semirip mungkin dengan ikan yang asli kemudian lakukanlah pengukuran terhadap tubuh ikan untuk mengetahui panjang total (TL), panjang baku (SL), panjang tubuh (FL), tinggi badan (BdH), panjang kepala (HdL) dan gambarlah ikan tersebut. Setelah gambar selesai beri keterangan dan buat deskripsi ikan berdasarkan ciri-ciri bentuk dan bagian luar tubuh ikan yang dimiliki oleh ikan tersebut. Jika praktikum sudah selesai bersihkan meja praktikum sampai bersih seperti pada saat sebelum praktikum.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum
4.1.1. Ikan Nila (Oreocromis niloticus)
4.1.2. Ikan Selinca (Polyachantus haselti)
4.1.3. Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus)
4.1.4. Ikan Belanak (Mugil Belanak)
4.1.5. Ikan Kakap Putih (Lates calcalifer)
4.1.6. Ikan Pari (Trygon sephen)
4.1.7. Ikan Pepetek (Leiognathus dussumieri)
4.1.8. Ikan Motan (Thynnichtys polylepis)
4.1.9 Ikan Lomek (Horpadon nohricus)

4.2. Pembahasan











V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar