Jumat, 18 Juli 2014

riparian



I.                   PENDAHULUAN
1.1.         Latar belakang
Tumbuhan riparian yaitu beragam jenis tanaman yang dapat dijumpai di daerah pesisir maupun tepi sungai, mulai dari jenis rerumputan, tanaman perdu, dan pepohonan besar. Namun saat ini jumlah dan jenis vegetasi yang terdapat di pinggiran perairan telah mengalami penurunan.
            Tumbuhan riparian memiliki fungsi yang sangat penting di daerah pesisir yaitu sebagai sumberdaya alam khas daerah tropik dan sebagai penyambung dan penyeimbang ekosistem darat dan laut.
            Bidang khusus synecology berkenaan dengan struktur dan klasifikasi komunitas disebut phytosociology.
Komunitas dapat disebut dan diklasifikasikan menurut bentuk atau sifat struktur utama, misalnya jenis dominan; bentuk-bentuk hidup, habitat fisik dari komunitas, sifat atau tanda fungsional, misalnya tipe metabolisme komunitas. Keanekaragaman jenis dan kelimpahan individu masing-masing jenis (kemerataan) tidak berarti satu-satunya hal yang terlibat di dalam keanekaragaman komunitas. Pengaruh populasi terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya tergantung kepada jenis tertentu dari organisme yang terlibat, tetapi juga tergantung kepada jumlahnya atau kerapatan populasinya.
1.2.         Tujuan dan manfaat
Adapun Tujuan dari pratikum tumbuhan riparian ini adalah untuk mengetahui gambaran komunitas tumbuhan pada suatu daerah mulai dari jumlah jenis, distribusi jenis, individu bentuk, tinggi tumbuhan, area, volume, laju pertumbuhan dan prioditas lainnya kemudian untuk melihat keseimbangan perairan dengan tumbuhan riparian di sekitar perairan tersebut. Adapun manfaat dari pratikum ini adalah kita dapat mengetahui jenis keseragaman tumbuhan pada suatu daerah dengan menggunakan beberapa metode .














II.                TINJAUAN PUSTAKA
Beragam jenis tanaman yang dapat dijumpai di daerah pesisir maupun tepi sungai, mulai dari jenis rerumputan, tanaman perdu, dan pepohonan besar. Namun saat ini jumlah dan jenis vegetasi yang terdapat di pinggiran perairan telah mengalami penurunan. Padahal dari segi manfaat banyak sekali yang dapat di ambil dari keberadaan vegetasi tumbuhan, antara lain dapat menghambat lajunya abrasi sungai dimana vegetasi ini merupakan jalur hijau (green belt) yang dapat berperan sebagai benteng bilogis penahan keutuhan tebing.
Selain itu, berkat pola sistem peranakan dan perakaran serta dedaunan yang rimbun merupakan tempat yang nyaman untuk berlindung bagi biota sungai. Tumbuhan riparian sebagai sumberdaya alam khas daerah tropic, mempunyai fungsi strategis bagi ekosistem, yaitu: sebagai penyambung dan penyeimbang ekosistem darat dan laut. Tumbuh-tumbuhan, hewan dan berbagai nutrisi ditransfer ke arah darat atau laut melalui tumbuhan yang hidup di sepanjang pinggiran perairan.
Bidang khusus synecology berkenaan dengan struktur dan klasifikasi komunitas diseebut phytosociology. Ada dua kelompok ciri yaitu analitik dan sintetik yang dipelajari dalam suatu komunitas pada waktu yang sama.
Ciri analitik merupakan gambaran komunitas yang dapat diobservasi atau diukur langsung dalam setiap tegakan, termasuk jenis dan jumlah jenis, distribusi jenis dan individu bentuk, jumlah individu, tinggi tumbuhan, area, volume, laju pertumbuhan dan priodisitas dan sebagainya. Ada dua aspek analisis vegetasi yakni: analisis kuantitatif (ciri-ciri yang dapat diukur lebih mudah dari yang lain) dan analisis kualitatif (ciri-ciri yang dapat dicatatkan dan tak dapat diukur). Ciri sintetik adalah aspek komunitas yang didasarkan pada ciri-ciri analitis dan penggunaan data yang diperoleh dalam analisis dari sejumlah tegakan.
2.1.Struktur kualitatif komunitas tumbuhan
Struktur dan komposisi komunitas tumbuhan dapat dicatat yang didasarkan pada pandangan mata tanpa sampling dan pengukuran tertentu. Dalam ciri-ciri kualitatif perhitungan floristik/kandungan jenis,stratifikasi,aspek sosiabilitas,aspek interspesifik,bentuk-bentuk hidup dan spektrum biologis dan sebagainya dipelajari dilapangan.
2.2.Analisis kuantitatif komunitas tumbuhan
Beberapa metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode kwarter. Akan tetapi dalam praktikum kali ini hanya menitik beratkan pada penggunaan analisis dengan metode kuadrat (Surasana, 2000).
            Yang digunakan saat praktikum adalah metode kuadrat dan metode titik.
1. Metode kuadrat
            Kuadrat merupakan suatu petak contoh untuk analisis vegetasi secara detil.
Menurut Weaver dan Clements (2004), kuadrat adalah daerah persegi dengan berbagai ukuran. Ukuran tersebut bervariasi dari 1 dm2 sampai 100 m2. Bentuk petak sampel dapat persegi, persegi panjang atau lingkaran.
Metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Surasana, 2004).
Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan sebagai suatu persen jumlah total spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan demikian merupakan pengukuran yang relatife. Secara bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi adalah sangat penting dalam menentukan struktur komunitas (Michael, 2000).
Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Dalam praktikum ini, khusus untuk variabel kerapatan dan kerimbunan, cara perhitungan yang dipakai dalam metode kuadrat adalah berdasarkan kelas kerapatan dan kelas kerimbunan yang ditulis oleh (Braun Blanquet 2003).
Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N), biasanya dalam persen (%) (Surasana, 2000).
Keragaman spesies dapat diambil untuk menandai jumlah spesies dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapaat dinyatakan secara numeric sebagai indeks keragaman atau indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 2000).
Harga relative ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu variabel yang didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis yang didapat, dikalikan 100% dalam table. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan urutan harga nilai penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dan dua jenis tumbuhan yang memiliki harga nilai penting terbesar dapat digunakan untuk menentukan penamaan untuk vegetasi tersebut (Surasana, 2003).
2. Metode Titik (Point Less/Point Methode)
Metode ini merupakan salah satu metode yang tidak memerlukan luas tempat pengambilan contoh atau suatu luas kuadrat tertentu.
Cara ini  terdiri dari suatu seri titik-titik yang telah ditentukan di lapang, dengan letak bisa tersebar secara random atau merupakan garis lurus (berupa deretan titik-titik). Umumnya dilakukan dengan susunan titik-titik berdasarkan garis lurus yang searah dengan mata angin (arah kompas).
Metode ini sabgat efektif untuk sampling vegetasi ynag rendah,rapat dan membentuk anyaman,yang tidak jelas batas satu dengan batas lainnya. Ujung titik memungkinkan menunjuk secara tepat setiap jenis,meskipun dalam satu populasi yang sangat rapat.
Parameter yang diperoleh adalah dominansi dan frekuensi,kerapatan tidak diperoleh dengan metode ini.


















III.             METOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ekologi Perairan dilaksanakan pada tanggal 14 April 2014, hari senin pukul 15.00-17.00 WIB. Pengambilan dan pengukuran sampel dilakukan di lokasi penelitian yaitu sekitar waduk fakultas perikanan dan ilmu kelautan.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan untuk pengamatan serta perhitungan struktur komunitas tumbuhan yaitu petak kuadran dan jarum titik sedangkan untuk perhitungannya menggunakan kalkulator.
3.3 Metode Praktikum
Metode yang dilakukan pada praktikum ini yaitu metode kuadarat  dan metode titik. Objek praktikum yaitu tumbuhan yang diambil di sekitar waduk Universitas Riau analisis perhitungannya dilakukan dilaboratorium ekologi perairan.
3.4 Prosedur Praktikum
Adapun prosedur praktikum yang dilaksanakan dengan menggunakan metode kuadrat dan metode titik. Metode kutadrat yaitu dengan   meletakkan plot persegi ke atas rerumputan yang ada di halaman Laboratorium Ekologi Perairan, kemudian analisis, dan hitung jumlah tumbuhan yang terdapat di plot tersebut. Sedangkan metode titik yaitu dengan menancapkan kerangka yang mempunyai deretan jarum-jarum yang bergerak sama ke atas rerumputan yang ada di halaman Laboratorium Ekologi Perairan, kemudian analisis, dan hitung jumlah tumbuhan yang tertancap di jarum- jarum  tersebut.
Rumus – rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.   Kerapatan mutlak suatu jenis : jumlah individu jenis itu dalam petak contoh.
 2. Dominansi mutlak suatu jenis : jumlah dari nilai kelindungan atau nilai basal atau nilai biomassa atau volume dari jenis itu
 
3.  Frekuensi mutlak suatu jenis =

4. Nilai penting suatu jenis= Kerapatan nisbi +Dominansi nisbi + Frekuensi nisbi
5. SDR suatu jenis = nilai penting / 3


IV.              HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
            Berdasarkan praktikum yang telah dilaksakan diperoleh hasil sebagai berikut:
            Tabel 1. Hasil Perhitungan Kerapatan Nisbi
Jenis yang ditemukan
Jumlah yang ditemukan
(kerapatan mutlak jenis)
Kerapatan nisbi
A
29
26%
B
37
34%
C
34
31%
D
10
9%
Total
110
100%

Tabel 2. Hasil Perhitungan Frekuensi Nisbi
Jenis yang ditemukan
Jumlah petak contoh yang berisi
Frekuensi mutlak jenis
Frekuensi nisbi
A
5
5/5X100= 100
29%
B
5
5/5X100= 100
29%
C
4
4/5X100= 80
24%
D
3
3/5X100= 60
18%
Total
17
340
100%

            Table 3. Hasil Perhitungan Dominasi Nisbi
Jenis
Jumlah yang ditemukan
Jumlah dominasi mutlak
Dominasi nisbi
A

29
131
131/508x100 = 26 %
B
37
185
185/508x100 = 36 %
C
34
119
119/508x100 = 23 %
D
10
73
73/508x100 = 14 %
Jumlah
110
508
100 %



4.2.Pembahasan
Jenis rumput ditemukan antara lain rumput A, rumput B, rumput C dan rumput D, yang paling banyak ditemukan adalah rumput B dan rumput yang paling jarang ditemukan adalah rumput D.
Hasil analisa vegetasi yang diperoleh berbagai harga parameter yaitu Kerapatan mutlak, kerapatan nisbi, Frekuensi mutlak, Frekuensi nisbi, dominansi mutlak, indeks nilai penting, dan SDR.
Nilai penting ini memberi gambaran yang menyeluruh tentang kepentingan ekologi suatu jenis dalam hubungan dengan struktur komunitas.































V.                 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
            Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diperoleh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keragaman jenis tumbuhan riparian khsusnya di sekitar waduk fakultas perkanan dan ilmu kelautan universitas riau tergolong masih seimbang. Hal ini didasarkan pada hasil deri metode kuadrat dan titik.

5.2.Saran
       Meskipun tingkat keberagaan tanaman di sekitar waduk masih tergolong seimbang, kita tetap harus menjaga kelestarian dari tanaman itu. Bahkan kalau perlu kita tingkatkan lagi dengan memperkatikan keberadaan vegetasi tumbuhan demi pelestarian dan pemanfaat serta penyebaran spesies tumbuhan yang merata. Sehingga terjadi keseimbangan lingkungan. Hal ni dapat dilakukan dengan cari menebas rumput-rumput atau pohon-pohon secara selektif dan berkala. Begitu juga dengan pelestariannya atau penanaman tumbuhannya.







DAFTAR PUSTAKA
Daubenmire,R.F.1959.Plant and Environment. John Wiley & Sons.,Inc,London
Fajri, Nur El dkk. 2013. Ekologi Perairan. Pekanbaru : Universitas Riau
Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta: UI Press.
Odum, H.T. 1971.Fundamental of Ecology. Third Ed..W.B. Saunders & Co.,Philadelphia
Penuntun Praktikum Ekologi Perairan. FAPERIKA. UNRI
Surasana, Syafei Eden. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Wilsie,C.V.1962.Crop Adaptation and Distribution.W.H.Freeman and Coy,London,448 pp.




 



LAMPIRAN












  1. Alat - alat yang digunakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar