Jumat, 18 Juli 2014

penggolongan bentuk tubuh ikan



I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas perairan seluas 3.257.483 km2. Dengan perairan yang begitu luas, tentu saja indonesia memiliki keanekaragaman biota laut yang sangat banyak, termasuk ikan. Ikan di perairan Indonesia sangat beraneka ragam. Dari ikan yang habitatnya di perairan tawar hingga ikan yang habitatnya di perairan laut.
Ikan adalah hewan yang hidup didalam air, bernafas dengan insang, bergerak dengan menggunakan sirip, berdarah dingin, memiliki Linea lateralis dan bertulang belakang. Ikan merupakan kelompok vertebrata (bertulang belakang) yang paling besar jumlahnya. Ikan mendominasi kehidupan perairan diseluruh permukaan bumi. Jumlah spesies ikan yang telah berhasil dicatat adalah sekitar 21.000 spesies dan diperkirakan berkembang mencapai 28.000 spesies. Jumlah spesies ikan yang hidup dipermukaan bumi adalah 21.723 spesies, sementara jumlah spesies vertebrata yang ada diperkirakan sekitar 43.173 spesies (Nelson, 2001).
Dengan jumlah ikan yang begitu banyak, tentu saja antara satu ikan tidak sama dengan ikan yang lain. Baik secara internal maupn external. Secara internal, setiap ikan memiliki perbedaan anatomi, meliputi sistem rangka, sistem otot, organ dan perbedaan lainnya. Serta perbedaan yang paling mendasar adalah perbedaan genetiknya. Secara external adalah perbedaan bentuk morfologi meliputi perbedaan kepala, mulut, badan dan ekor. Dari ragam perbedaan itu, ikan dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil.
Putra, Lukistyowati, Windarti, Pulungan dan Budijono (2013) mengatakan bahwa secara garis besar ikan-ikan yang terdapat dialam terbagi atas dua grup, yaitu Agnatha (ikan yang tidak berahang) dan Gnathostomata (ikan yang memiliki rahang).
Kedua grup tersebut dikelompokkan kedalam tiga kelas utama, yaitu Kelas Cephalospidomophi, Kelas Condrichtyes, dan Kelas Osteichtyes. Selanjutnya bentuk ikan dibedakan berdasarkan bentuk tubuh dan bentuk bagian luar.
Karena setiap ikan memiliki perbedaan, maka dalam praktikum ini akan dibahas mengenai perbedaan-perbedaan tersebut, dan mengelompokkan ikan kedalam kelas dan grupnya masing-masing berdasarkan ciri-ciri dari bentuk tubuh dan bentuk bagian luar yang dimiliki ikan tersebut.

1.2 Tujuan dan Manfaat.
Tujuan praktikum penggolongan, bentuk tubuh, dan bagian luar tubuh ikan ini membahas penggolongan ikan berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh setiapikan sehingga kita dapat mengetahui grup, kelas dan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh setiap ikan yang membedakan antara satu species ikan dengan species lainnya.
Manfaat praktikum penggolongan, bentuk tubuh, dan bagian luar tubuh ikan ini adalah kita dapat mengenali spesies ikan berdasarkan bentuk tubuh dan ciri-ciri yang dimilikinya dan menemukan nama ilmiah yang telah ditetapkan oleh para ahli.



II, TINJAUAN PUSTAKA

Secara garis besar ikan-ikan dikelompokkan kedalam dua grup, yaitu Agnatha (tidak memiliki rahang) dan Gnathostomata (memiliki rahang). Kedua grup ikan tersebut dikelompokkan kedalam tiga kelas utama, yaitu Chepalospidomophi, Condrichtyes, dan Osteicthyes. (Putra, Windarti, Pulungan, Budijono, 2009)
Ikan Lomek (Horpadon nohricus) termasuk kedalam kelompok Gnathostomata. Bentuk tubuhnya Bilateral simetris, bentuk badan pipih (compressed), dan bentuk kepala tumpul. Ikan ini tidak bersisik, ukuran mulut lebar dan bentuk mulut terminal. Klasifikasi ikan lomek adalah sebagai berikut: Kindom: Animalia, Filum: Chordata, Kelas:Actinopterygii, Ordo: Aulipiformes, Famili: Syrodantidae, Genus: Horpadon, Spesies: H. nohricus
Ikan Lomek memiliki bentuk tubuh yang memanjang ,berkepala simetris,tidak bersisik ,memiliki alat pernafasan tambahan.Bagian depan badannya terdapat penampang yang membulat sedang bagian tengahmya dan belakang berbentuk pipih.Alat pernafasan tambahan terdapat di bagian kepala di dalam rongga yang di bentuk oleh dua pelat tulang kapak.Insangnya berukuran kecil dan terdapat di bagian kepala bagian belakang. Sirip ada 5 jenis yaitu sirip dada,punggung,anus ,ekor danperut.Sirip dadanya berbentuk bulat agak memanjang dengan ujung meruncing.(Najiyati ,1997 dalam aquaculture 2009)
Ikan Nila (Oresocromis niloticus) memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kelas: Osteichthyes, Ordo: Percomophi, Famili: Cichlidea, Genus: Oreochromis, Spesies: Oreochromis niloticus. Bentuk badan ikan nila pipih kesamping memanjang (compressed). Tubuh berwarna putih kehitaman, makin keperut makin terang. (Ghufran, 2009)
Ikan nila pada umumnya mempunyai bentuk tubuh panjang dan ramping, perbandingan antara panjang dan tinggi badan rata-rata 3 : 1. Sisik-sisik ikan nila berukuran besar dan kasar. Ikan nila berjari sirip keras, sirip perut torasik, letak mulut subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda lainnya yang dapat dilihat adalah dari ikan nila adalah warna tubuhnya yang hitam dan agak keputihan. Bagian bawah tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila lokal putih agak kehitaman bahkan ada yang kuning. Sisik ikan nila besar, kasar, dan tersusun rapi. Sepertiga sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya memiliki garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Linea lateralis bagian atas memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip punggung sampai pangkal sirip ekor. Ukuran kepalanya relatif kecil dengan mulut berada di ujung kepala serta mempunyai mata yang besar (Merantica, 2007 dalam Ikanmania25, 2012)
Menurut Pratama (2009), ikan nila mempunyai nilai bentuk tubuh yang pipih kea rah vertical (kompres) dengan profil empat persegi panjang kea rah anteroposterior, posisi mulut terletak di ujung/termal. Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis yang vertical dan pada sirip punggungnya garis terlihat condong lekuknya. Ciri ikan nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip, ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal/ ekor yang berbentuk membulat warna merah dan biasa digunakan  sebagai indikasi kematangan gonad . Pada rahang terdapat bercak kehitaman. Sisik ikan nila adalah tipe scenoid. (Pratama, 2009 dalam Finasaindri 2012)
Ikan selinca (Poliacanthus hasselti) memiliki ciri-ciri permukaan sirip punggung di atas dasar sirip dada, sirip punggung lebih panjang dari pada sirip dubur, bentuk tubuh pipih, kepala di tutupi oleh sisik yang keras (Weber, M. and De Beaufort, L. P, 1916 dalam Ronaldy, 2012)
Klasifikasi ikan selinca (Polichantus Hasselti) adalah sebagai berikut:  Kingdom: Animalia, Phylum: Chordata, Kelas: Pisces, Ordo:  Labyrinthici Famili: Anabantidae , Genus: Polyacanthus, Spesies  : Polyacanthus hasselti.  Ikan selinca memiliki badan berwarana coklat, setiap sisik mempunyai pinggiran hitam, pola warna hitam berbentuk jala pada sirip ekor, pada saat remaja memiliki bercak hitam pada bagian belakang pangkal sirip punggung. Ciri-ciri lainnya adalah memiliki bentuk tubuh pipih compresed, sirip punggung sempurna, jumlah sirip punggung satu, letak sirip punggung dibelalakang kepala dibagian anterior badan, permulaan dasar sirip punggung persis sama dengan permulaan sirip perut, sirip punggung terpisah dengan sirip ekor, posisi sirip dada dibawah linea lateralis persis dibawah sudut tutup insang, sirip perut thorcic, sirip ekor membundar dan, sirip dada mempunyai posisi oblique, sirip anus pada pangkal diliputi sisik. (Ikanselinca, 2012)
Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) memiliki ciri-ciri bertubuh pipih dan bermoncong runcing sempit, panjang total hingga 120 mm. Perak buram kebiruan atau kehijauan, dengan beberapa pita miring berwarna gelap, serta bercak hitam masing-masing sebuah pada tengah sisi tubuh dan pada pangkal ekor. Namanya dalam bahasa Inggris, Three spot gourami, merujuk pada kedua bintik hitam itu, ditambah dengan mata sebagai bintik yang ketiga. Sirip ekor berlekuk (berbelah) dangkal, berbintik-bintik. Warna tubuh ikan ini amat bervariasi, baik perimbangan terang gelapnya maupun pola-pola warna tubuhnya. Demikian pula bilangan jari-jari pada sirip-siripnya. Rumus sirip dorsal, VI-VIII (jari-jari keras atau duri) dan 8–9 (jari-jari lunak); dan sirip anal X-XII, 33–38. Gurat sisi 30–40 buah. Panjang standar (tanpa ekor) 2,3–2,5 kali tinggi badan. Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ke ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek. (Wikipedia, 2010)
Ikan kakap putih (Lates calcalifer) memiliki tubuh memanjang dan padat (FAO, 2007). Kepala menjorong, dengan profil dorsal yang cekung menjadi cembung didepan sayap dorsal. Mulut besar, rahang atas panjang hingga mencapai belakang mata; gigi villiform, tidak dijumpai gigi canine. Tulang keras pada tepi bawah dari preoperculum; operculum dengan tulang kecil dan dengan sirip bergerigi di atas garis lateral. Sirip dorsal dengan 7 hingga 9 tulang dan 10 hingga 11 sirip lunak; duri tulang sangat dalam yang terbagi penuh dari bagian sirip lunak; sirip pectoral pendek dan bulat; bergerigi keras di atas dasarnya; sirip dorsal dan anal memiliki lembaran yang bersisik. Sirip anal bulat, dengan 3 tulang duri dan 7–8 sisik lunak; Sirip caudal bulat. Sisik besar ctenoid (kasar bila disentuh). Adapun taksonomi L.calcarifer: Phylum     : Chordata Sub phylum: Vertebrata Class: Pisces Ordo  : Percomorphi, Family: Centropomidae, Genus: Lates Species   : Lates calcarifer (Sudjiharno,1999 dalam Pande, 2012)
Bagian rahang kakap putih melewati mata. Mata kakap putih lebih kecil daripada kakap mata kucing. Bagian atas kakap putih berwarna coklat muda, sedangkan bagian bawahnya berwarna keperakan. Sirip-sirip kehitaman, terutama sirip ekor dan dubur berwarna kehitaman. (Ghufran, 2009)
Ikan pari (Trygon sephenMemiliki ciri-ciri dibagian bawahnya terdapat spiracle, pina pectoralis, pina caudalis, Ikan pari merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk kelas Elasmobranchii. Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid, yaitu sekelompok ikan bertulang rawan yang mempunyai ekor seperti cambuk. Ikan pari memiliki celah insang yang terletak disisi ventral kepala. Sirip dada ikan ini melebar menyerupai sayap, dengan sisi bagian depan bergabung dengan kepala. Bagian tubuh sangat pipih sehingga memungkinkan untuk hidup di dasar laut. Bentuk ekor seperti cambuk pada beberapa spesies dengan sebuah atau lebih duri tajam di bagian ventral dan dorsal. (Aqshabiogger, 2010)















III.  BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Iktiologi dengan judul “Penggolongan, Bentuk Tubuh, dan Bagian Luar Tubuh Ikan” ini dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Maret 2013, pukul 10.00 WIB s/d 12.30 WIB yang bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Ikan Nila (Oreocromis niloticus), Ikan Selinca (Polyachantus haselti), Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus), Ikan Belanak (Mugil Belanak), Ikan Kakap Putih (Lates calcalifer), Ikan Pari (Trygon sephen), Ikan Pepetek (Leiognathus dussumieri) Ikan Motan (Thynnichtys polylepis), Ikan Lomek (Horpadon nohricus) yang didapat dari Pasar Arengka, Pasar Panam, Teratak Buluh, Pasar Dupa, Pasar Kodim, Pasar Bawah dan pasar Pusat.
Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah nampan, serbet, tissue, alat tulis lengkap: pensil, pena, penggaris, penghapus, buku penuntun praktikum dan buku untuk menggambar hasil pengamatan yang telah dilakukan.

3.3. Metode Praktikum
Metode yang dipergunakan pada praktikum ini adalah metode langsung dimana objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan guna diambil datanya sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku penuntun praktikum. Praktikum berlangsung dibawah pengawasan asisten.
Adapun objek yang dipraktikumkan adalah untuk mengukur tubuh ikan (TL, FL, SL, Bdh dan HdL), dan dilanjutkan dengan mengamati ciri-ciri yang dimiliki objek dan menggolongkan objek kedalam grup dan kelasnya masing-masing.

3.4. Prosedur Praktikum
Sebelum masuk ke laboratorium praktikan terlebih dahulu diperiksa oleh asisten dari baju lab, ikan-ikan yang akan dipraktikumkan, klasifikasi ikan-ikan yang akan dipraktikumkan, serbet, serta alat-alat tulis yang lengkap. Setelah semuanya lengkap baru praktikan diperbolehkan masuk ke dalam laboratorium. Setelah itu asisten memberikan respon kepada praktikan tentang materi-materi yang akan dipraktikumkan. Setelah respon selesai, ambillah ikan yang telah dibawa oleh praktikan yang memenuhi syarat untuk melakukan praktikum bidang dan arah kemudian letakkan ikan diatas nampan yang telah disediakan. Letakkan dengan posisi perut (ventral) di sebelah bawah dan kepala di sebelah kiri. Gambarlah ikan semirip mungkin dengan ikan yang asli kemudian lakukanlah pengukuran terhadap tubuh ikan untuk mengetahui panjang total (TL), panjang baku (SL), panjang tubuh (FL), tinggi badan (BdH), panjang kepala (HdL) dan gambarlah ikan tersebut. Setelah gambar selesai beri keterangan dan buat deskripsi ikan berdasarkan ciri-ciri bentuk dan bagian luar tubuh ikan yang dimiliki oleh ikan tersebut. Jika praktikum sudah selesai bersihkan meja praktikum sampai bersih seperti pada saat sebelum praktikum.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum
4.1.1. Ikan Nila (Oreocromis niloticus)
4.1.2. Ikan Selinca (Polyachantus haselti)
4.1.3. Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus)
4.1.4. Ikan Belanak (Mugil Belanak)
4.1.5. Ikan Kakap Putih (Lates calcalifer)
4.1.6. Ikan Pari (Trygon sephen)
4.1.7. Ikan Pepetek (Leiognathus dussumieri)
4.1.8. Ikan Motan (Thynnichtys polylepis)
4.1.9 Ikan Lomek (Horpadon nohricus)

4.2. Pembahasan











V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

sirip dan jari-jari sirip ikan



I. PENDAHULUAN
 
1.1. Latar Belakang
            Propinsi Riau memiliki keanekaragaman sumberdaya perikanan yang cukup besar baik itu perikanan air tawar maupun air laut. Ikan air tawar sebagian diproduksi dari hasil tangkapan diperairan umum, yaitu sekitar 13.807 ton atau sekitar 97,01 % dari potensi keseluruhan sebesar 14.232 ton/tahun yang telah dimanfaatkan. Sementara produksi perikanan dari hasil budidaya baru mencapai 3,1 % dari potensi yang ada sebesar 36.835 Ha. (Dinas Perikanan Tingkat I Riau, 2001).
Dari jumlah tersebut antara satu spesies dengan spesies lainnya sudah tentu memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Saanin (1984) mengatakan bahwa untuk mengidentifikasi ikan harus diperhatikan tanda-tanda, bentuk dan bagian dari tubuh ikan yaitu rumus sirip,perbandingan panjang dengan tinggi, bentuk garis rusuk dan jumlah sisik yang meliputi garis rusuk tersebut, bentuk sisik dan gigi beserta susunannya, tulang-tulang insang. Oleh karena satu macam ikan berbeda besarnya disebabkan oleh umur atau kadang-kadang oleh tempat hidupnya, maka tidak mungkin memberikan ukuran, ukuran yang diberikan hanyalah perbandingan saja.
            Salah satu organ yang dijadikan objek dan perhatian dalam mempelajari ikan adalah bentuk sirip dan jari-jari sirip. Sirip dan jari-jari sirip dapat digunakan untuk membedakan spesies ikan karena pada umumnya bnetukm sirip pada berbagai jenis ikan bebeda. Sirip ikan berperan penting dalam penentuan arah dan gerak ikan (Pulungan dkk, 2006)
Sirip dan jari-jari sirip pada ikan bervariasi baik dari bentuk maupun dari ukuran sirip dan jari-jari sirip. Organ ini pada ikan mempunyai peranan penting dalam penentuan arah dan gerak ikan. Sirip dorsal (D) adalah sirip punggung, sirip pectoral (P) adalah sirip dada, sirip ventral (V) adalah sirip perut, sirip caudal (C) adalah sirip ekor dan sirip anal (A) adalah sirip anus. Dari kelima sirip diatas ada sirip yang bersifat ganda yaitu sirip perut dan sirip daada selebihnya bersirip tunggal. Tidak semua jenis ikan di muka bumi mempunyai kelima sirip tersebut secara sempurna, melainkan ada ikan yang siripnya tidak lengkap. Jari-jari sirip ada jari-jari sirip yang lunak dan jari-jari sirip yang keras (Penuntun Pratikum Iktiologi, 2006).
            Mempelajari sirip dan jari-jari sirip pada ikan merupakan sebagian dari usaha dalam rangka mempelajari dan mengenal ikan secara mendalam sehingga pada gilirannya dapat memberikan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk menggunakan sumber daya ikan yang tersedia secara efisien dan optimal.
1.2. Tujuan dan Manfaat
            Tujuan dari pratikum sirip dan jari-jari sirip adalah meningkatkan pemahaman pratikan dalam mempelajari ikan khususnya sirip dan jari-jari sirip ikan serta mengetahui fungsi dan jenis dari sirip ikan.
            Manfaat dari pratikum ini adalah kita dapat mengetahui cara gerak spesies ikan dan juga dapat sebagai patokan dalam membedakan setiap jenis ikan berdasarkan klasifikasi yang telah ditetapkan para ahli berdasarkan sirip dan jari-jari sirip ikan.





















II. TINTAUAN PUSTAKA
Manda et al (2005), Sirip pada ikan berperan dalam penentuan arah dan gerak ikan yang terdiri dari sirip punggung (D), sirip perut (V), sirip dada (P), sirip anus (A) dan sirip ekor (C). Tidak semua jenis ikan memiliki secara utuh kelima sirip tersebut secara sempurna.
Ikan Sepat siam merupakan ikan yang memiliki habitat di perairan tawar.Ikan sepat siam adalah ikan yang termasuk dalam Ordo Anabantoidea, family belontiidae, genus trichogaster, dan spesies Trichogaster pectoralis (Djuhanda,1981).
Ikan ini memiliki sirip punggung berbentuk sempurna,jumlah sirip unggung hanya satu,letak sirip punggung di pertengahan,permulaan sirip punggung di belakang sirip perut,hubungan sirip punggung dengan sirip ekor terpisah dengan sirip perut termodifikasi berbentuk seperti cambuk.Posisi dasar sirip dada oblique,di bawah linea lateralis persis di bawah sudut tutup insang ,posisi sirip perut dibandingkan dengan sirip dada sub abdominal. Sirip anus terpisah dengan sirip ekor. Bagian pangkal sirip anus diliputi sisik.D.V11.11,P.11,A.X.38,C.16,Vmodifikasi. Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis) merupakan kelompok ikan yang mempunyai pernafasan tambahan berupa tulang tipis yang berlekuk-lekuk seperti buangan karang yang disebut Labirin dengan mengambil oksigen lngsung dari udara. Sebagian dapat membangun karang yang berbusa yang berguna untuk menyimpan telurnya di dalam mulut. Warna tubuh ikan ini dipengaruhi oleh jenis kelamin reproduksi dan umurnya.Sirip punggung lebih kecil dari pada sirip dubur,mempunyai 6-8 jari-jari keras dan 8-10 jari-jari lunak.Sirip duburnya mempunyai 10-12 jari-jaru keras, 33-38 jari-jari lunak.Sirip perut memiliki 1 jari-jari lunak dan 3-4 jari-jari lunak ,satu diantaranya menjadi alat peraba yang panjang seperti ijuk. Sirip dada mempunyai 9-10 jari-jari lunak. Terkadang pada bagian sirip punggung dan sirip ekor yang lunak ada bulatan hitam. (Djuhanda,1981).
Ikan kembung laki-laki termasuk kedalam kelas Condircthtyes mempunyai bentuk tubuh seperti torpedo, tubuh simetris bilateral, sirip ekor bercagak dua dimana lekukan dari cagak tersebut dimulai dekat pangkalnya. Dibelakan sirip ekor dan sirip anus terdapat sirip tambahan kecil. Sirip punggung pada bagian depan seluruhnya disokog oleh jari-jari keras. Posisi mulut terminal dengan sifat nonprotactile.
Sirip-sirip punggung dubur, perut dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga dapat memperkecil daya gesekan pada air waktu ikan tersebut berenang cepat. (Djuanda, 1981).
Ikan Serai termasuk dalam ordo : Perciformes, famil : Carangidae, genus : Caranx dan species : Caranx rotteri (Saanin, 1984)
Bentuk tubuhnya pipih dan memanjang seperti lidah, sirip punggung dan anus menjadi satu dengan sirip ekor. Kedua mata terdapat pada sebelah tubuh tubuh yang berwarna dan tubuh non bilateral simetris. (Saanin, 1968).
Djuhanda (1981) Ikan Sebelah mempunyai rahang dan susunan gigi pada kedua belah pihak dari tubuh hampir serupa. Tubuhnya non bilateral simetris dan dapat diklasifikasikan ke dalam ordo: Heterostoma, family: Psettidae, genus: Psettodes dan spesies: Psettodes erumei.
Ikan parang-parang tergolong pada kelluarga Trichiuridae, bentuk tubuhnya panjang gepeng dan hampir menyerupai bentuk pita(taeniform), ekornya panjang seperti pecut, kulitnya tidak bersisik ,warnanya putih seperti perak,sedikit kekunung-kuningan. Sirip punggungnya satu dimulai dari belakang kepala terus sampai ke ekor, jumlah jari-jari sirip lunaknya 140-150 buah.Sirip ekor tidak tumbuh.Sirip dubur terdiri dari sebaris duri-duri kecil yang lepas.Sirip dada mempunyai 11 jari-jari lunak. Sirip perut tidak ada. Rahang bawah lebih panjang dari pada rahang atasnya,kedua rahang bergigi yang kuat dan tajam-tajam,bersifat carnivore,panjang tubuhnya bisa mencapai lebih dari satu meter (Djuhanda 1981).
Kottelat. et al (1993) menjelaskan Ikan Betok termasuk ke dalam Kelas Pisces dengan sub kelas Teleostei, ordo Labirinthic, family anabatidae, genus anabas dan species adalah Anabas testudineus.
Djuanda (1981) menjelaskan Ikan Selinca merupakan keluarga anabantidae dan memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut labirint.







III. BAHAN DAN METODE


3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi mengenai “Sirip dan Jari-Jari Sirip” dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 Maret 2012, bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.
3.2. Bahan dan Alat
            Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum “Sirip dan Jari-Jari sirip” ini adalah ikan Kembung laki-laki (Restrellingger canagurta), Ikan Selinca (Polycanthis hasselti), Ikan Betok (Anabas testudineus), Ikan Parang-Parang (Chirocentrus hypselosema), dan Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis), Ikan Serai (Caranx rotteri), dan ikan Sebelah (Psettodes erumeri).
Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum Sirip dan Jari-Jari Sirip adalah nampan untuk meletakan ikan yang telah dibawa oleh praktikan, penggaris untuk pengukur panjang, tinggi dan lebar ikan, buku gambar ikhtiologi untuk tempat menggambarkan ikan yang dibawa, buku penuntun pratikum untuk membantu dalam memecahkan masalah pada penentuan posisi letal sirip dan linnya, serbet untuk membersihkan tangan, serta alat-alat tulis pensil dan pena untuk menggambar dan memberi keterangan pada gambar tersebut.
3.3. Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan
langsung  di Laboratorium Biologi Perikanan.

3.4. Prosedur Praktikum
Dalam praktikum ini pertama sekali kita mencari ikan yang telah ditentukan untuk di praktikumkan. Ikan yang telah dibawa diletakkan di atas nampan untuk diamati. Ukur dengan menggunakan mistar panjang tubuh ikan, tinggi dan lebarnya. Kemudian gambar morfologi ikan tersebut dibuku gambar lengkap dengan  klasifikasinya dan lengkap dengan keterangan sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus dan sirip ekor serta jari-jari sirip ikan-ikan yang dipratikumkan. Setelah itu amati dan hitung barapa jumlah jari-jari lemah, jari-jari lemah mengeras, dan jari-jari keras pada setiap ikan yang dibawa. Catat pada buku gambar.












IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Jenis-jenis ikan yang didapatkan dalam pratikum ini adalah sebagai berikut:
1. Kembung laki-laki (Restrellingger canagurta)





Gambar 1. Kembung laki-laki (Restrellingger canagurta)
TL =257 mm                            BdH=70 mm
SL=215 mm                            
HdL=65 mm
Klasifikasi
Ordo    : Percomorphy
Family  : Scombridae
Genus   : Restrellingger
Species : Restrellinger canagurta

2. Ikan Selinca (Polycanthus hasselti)





Gambar 1. Ikan Selinca (Polycanthus hasselti)
TL =150 mm                            BdH=50 mm
SL=110 mm    
HdL=30 mm
Klasifikasi
Ordo    : Labyrinthici
Family  : Anabantidae
Genus   : Polycanthus
Species : Polycanthus hasselti
3. Ikan Betok (Anabas testudineus)






Gambar 1. Ikan Betok (Anabas testudineus)
TL =140 mm                                 BdH=40 mm
SL=120 mm                                  HdL=30 mm
Klasifikasi
Ordo    : Labyrinthici
Family  : Anabantidae
Genus   : Anabas
Species: Anabas testudineus






4. Ikan Parang-Parang (Chirocentrus hypselosema)






Gambar 1. Ikan Parang-Parang (Chirocentrus hypselosema)
TL =480 mm                            BdH=60 mm
SL=310 mm                             FL=60 mm
HdL=70 mm
Klasifikasi
Ordo    : Malacopterighi
Family  : Chirocentoidae
Genus   : Chirocentrus
Species : Chirocentrus hypselosema

5. Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis)






Gambar 1. Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis)
TL =130 mm                            BdH=50 mm
SL=110 mm
HdL=30 mm

Klasifikasi
Ordo    : Labyrintchi
Family  : Anabantidae
Genus   : Trichogaster
Species : Trichogaster pectoralis

6. Ikan Serai (Caranx rotteri)






Gambar 1. Ikan Serai (Caranx rotteri)
TL =240 mm                            BdH=40 mm          SL=170  mm                     
 HdL=190 mm
Klasifikasi
Ordo    : Perciformes
Family  : Carangidae
Genus   : Caranx
Species : Caranx rotteri












7. Ikan Sebelah (Psettodes erumeri)






Gambar 1. Ikan Sebelah (Psettodes erumeri)
TL =330 mm                            BdH=130 mm
SL=285 mm                            
HdL=72 mm
Klasifikasi
Ordo    : Heterosomata
Family  : Psettodidae
Genus : Psettodes
Species : Psettodes erumeri
4.2. Pembahasan
Ikan Kembung laki-laki (Restrellinger canagurita) memiliki sirip punggung yang sempurna dan memiliki sirip yang rudimeter, letaknya di bagian kepala anterior badan terdiri dari DI.8, dan DII.11, Sirip dada pada ikan ini posisinya vertikal dan letaknya di bawah linea lateralis dibelakang operculum terdiri dari P.15,  dan V.24, Sirip anusnya terpisah dengan sirip ekor dan diliputi sisik pada bagian pangkalnya, Sedangkan A.35, Bentuk sirip ekornya bercagak (forked) dan C.34.
Ikan Selinca (Polycanthus hasselti) memiliki sirip punggung yang sempurna dengan jumlah satu sirip yang panjang, letaknya di bagian kepala anterior badan terdiri dari jari-jari lemah, lemah mengeras, keras dan lemah D.1.5.18. Sirip dada pada ikan ini posisinya horizontal dan letaknya di bawah linea lateralis dibelakang operculum terdiri dari jari-jari lemah P.17, sirip perutnya bermodifikasi seperti cambuk dan Thorcic yang terdiri V.4.1, Sirip anusnya terpisah dengan sirip ekor dan diliputi sisik pada bagian pangkalnya A.6.10. sedangkan Bentuk sirip ekornya Berpinggiran tegak C.14.
Ikan Betok (Anabas testudineus) memiliki sirip punggung yang sempurna dengan jumlah satu sirip yang panjang, letaknya di bagian kepala anterior badan dan terpisah dengan sirip ekor, D.15.7. Sirip dada pada ikan ini posisinya horizontal dan letaknya di bawah linea lateralis dibelakang operculum P.1.13, sirip perutnya bermodifikasi seperti cambuk dan Thorcic yang terdiri V.1.2.2, Sirip anusnya terpisah dengan sirip ekor dan diliputi sisik pada bagian pangkalnya A.10.5. sedangkan Bentuk sirip ekornya Berpinggiran tegak C.9.
Ikan Parang-parang (Chirocentrus hypselosema) memiliki sirip punggung yang sempurna dengan jumlah satu sirip yang panjang, letaknya di belakang badan, dan terpisah dengan sirip ekor  D.5.8. Sirip dada pada ikan ini posisinya horizontal dan letaknya di bawah linea lateralis dibelakang operculum P.9.1, tidak memiliki sirip perut, Sirip anusnya terpisah dengan sirip ekorA.14. sedangkan Bentuk sirip ekornya berlekuk tunggal C.23.2.
Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis) memiliki sirip punggung yang sempurna dengan jumlah satu sirip yang panjang, letaknya jauh di belakang badan terdiri dari jari-jari lemah, lemah mengeras, keras dan lemah D.2.2.3. Sirip dada pada ikan ini posisinya oblique dan letaknya di bawah linea lateralis dibelakang operculum terdiri dari jari-jari lemah P.9, sirip perutnya bermodifikasi seperti cambuk dan Jugular yang terdiri V.2, Sirip anusnya menyatu dengan sirip ekor dan diliputi sisik pada bagian pangkalnya A.27. sedangkan Bentuk sirip ekornya Berpinggiran tegak C.10.
Ikan Serai  (Caranx rotteri) memiliki sirip punggung DI.8 dan DII.12, terletak di belakang kepala bagian anterior badan, Sirip dada pada ikan ini posisinya vertikal dan letaknya di bawah linea lateralis dibelakang operculum. memiliki tubuh bilateral simetris, bentuk badan torpedo dan memili gurat sisi.
Ikan Sebelah (Psettodes erumeri) memiliki sirip punggung yang sempurna dengan jumlah satu sirip yang panjang, letaknya di bagian kepala anterior badan terdiri dari jari-jari lemah, lemah mengeras, keras dan lemah D.12.15.13, Sirip dada pada ikan ini posisinya setengah melingkar dan letaknya di bawah linea lateralis dibelakang operculum terdiri dari jari-jari lemah P.10, sirip perutnya terletak di depan dada yang terdiri V.6, Sirip anusnya terpisah dengan sirip ekor dan diliputi sisik pada bagian pangkalnya A.12. sedangkan Bentuk sirip ekornya Belah ketupat C.12.







V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
            Setiap ikan memiliki sirip dan jari-jari sirip yang berbeda-beda sesuai dengan lingkungannya,  sirip dan jari-jari sirip sangat berperan penting pada gerak dan arah ikan. Selain itu sirip dan jari-jari sirip dapat dijadikan sebagai ciri-ciri khusus bagi ikan dan memudahkan dalam mengenali ikan.
5.2. Saran
Agar praktikum ikhtiologi ini dapat berjalan dengan lancar maka diharapkan agar para praktikan dapat mempersiapkan diri sebelum diadakannya praktikum.  Selain itu diharapkan agar sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan ini cukup memadai sehingga memudahkan dalam objek yang akan kita teliti.







DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perikanan, 2001. Buku Pedoman Pengenalan Sumber Perikanan Laut. Bagian 1. Departemen Pertanian. Jakarta. 164 hal.
Djuhanda. 1981. Dunia Ikan. Penerbit Armico. Bandung. 191 hal.
Kottelat, M., A. J. Whitten., S. N. Kartikasari dan S. Wiroatmodjo. 1993. Freswater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi). Periplus Editions Limited. Munich, Germany. 293 hal.
Saanin, H.1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta, Bandung.       284 Halaman.
Saanin, H.1984. Taxonomi dan identifikasi ikan. Bina cipta. Bandung. 520 hal.
Pulungan dkk. 2006. Penuntun Praktikum Ichtyology. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan UNRI.