

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang
memiliki luas perairan seluas 3.257.483 km2. Dengan perairan yang
begitu luas, tentu saja indonesia memiliki keanekaragaman biota laut yang
sangat banyak, termasuk ikan. Ikan di perairan Indonesia sangat beraneka ragam.
Dari ikan yang habitatnya di perairan tawar hingga ikan yang habitatnya di
perairan laut.
Ikan adalah hewan yang hidup didalam air,
bernafas dengan insang, bergerak dengan menggunakan sirip, berdarah dingin, memiliki
Linea lateralis dan bertulang belakang. Ikan merupakan kelompok vertebrata (bertulang
belakang) yang paling besar
jumlahnya. Ikan mendominasi kehidupan perairan diseluruh permukaan bumi. Jumlah
spesies ikan yang telah berhasil dicatat adalah sekitar 21.000 spesies dan
diperkirakan berkembang mencapai 28.000 spesies. Jumlah spesies ikan yang hidup
dipermukaan bumi adalah 21.723 spesies, sementara jumlah spesies vertebrata
yang ada diperkirakan sekitar 43.173 spesies (Nelson, 2001).
Dengan jumlah ikan yang begitu banyak,
tentu saja antara satu ikan tidak sama dengan ikan yang lain. Baik secara internal maupn external. Secara internal, setiap
ikan memiliki perbedaan anatomi, meliputi sistem rangka, sistem otot, organ dan
perbedaan lainnya. Serta perbedaan yang paling mendasar adalah perbedaan
genetiknya. Secara external adalah
perbedaan bentuk morfologi meliputi perbedaan kepala, mulut, badan dan ekor.
Dari ragam perbedaan itu, ikan dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil.
Putra, Lukistyowati,
Windarti, Pulungan dan Budijono (2013) mengatakan bahwa secara garis besar
ikan-ikan yang terdapat dialam terbagi atas dua grup, yaitu Agnatha (ikan yang
tidak berahang) dan Gnathostomata (ikan yang memiliki rahang).
Kedua grup tersebut dikelompokkan kedalam
tiga kelas utama, yaitu Kelas Cephalospidomophi, Kelas Condrichtyes, dan Kelas
Osteichtyes. Selanjutnya bentuk ikan dibedakan berdasarkan bentuk tubuh dan
bentuk bagian luar.
Karena setiap ikan memiliki perbedaan,
maka dalam praktikum ini akan dibahas mengenai perbedaan-perbedaan tersebut,
dan mengelompokkan ikan kedalam kelas dan grupnya masing-masing berdasarkan
ciri-ciri dari bentuk tubuh dan bentuk bagian luar yang dimiliki ikan tersebut.
1.2 Tujuan dan Manfaat.
Tujuan praktikum penggolongan, bentuk
tubuh, dan bagian luar tubuh ikan ini membahas penggolongan ikan berdasarkan
ciri-ciri yang dimiliki oleh setiapikan sehingga kita dapat mengetahui grup,
kelas dan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh setiap ikan yang membedakan
antara satu species ikan dengan species lainnya.
Manfaat praktikum penggolongan, bentuk
tubuh, dan bagian luar tubuh ikan ini adalah kita dapat mengenali spesies ikan
berdasarkan bentuk tubuh dan ciri-ciri yang dimilikinya dan menemukan nama
ilmiah yang telah ditetapkan oleh para ahli.


Secara
garis besar ikan-ikan dikelompokkan kedalam dua grup, yaitu Agnatha (tidak
memiliki rahang) dan Gnathostomata (memiliki rahang). Kedua grup ikan tersebut
dikelompokkan kedalam tiga kelas utama, yaitu Chepalospidomophi, Condrichtyes,
dan Osteicthyes. (Putra, Windarti, Pulungan, Budijono, 2009)
Ikan
Lomek (Horpadon nohricus) termasuk
kedalam kelompok Gnathostomata. Bentuk tubuhnya Bilateral simetris, bentuk
badan pipih (compressed), dan bentuk kepala tumpul. Ikan ini tidak bersisik,
ukuran mulut lebar dan bentuk mulut terminal. Klasifikasi ikan lomek adalah
sebagai berikut: Kindom: Animalia, Filum: Chordata, Kelas:Actinopterygii, Ordo:
Aulipiformes, Famili: Syrodantidae, Genus: Horpadon, Spesies: H. nohricus
Ikan Lomek memiliki bentuk
tubuh yang memanjang ,berkepala simetris,tidak bersisik ,memiliki alat
pernafasan tambahan.Bagian depan badannya terdapat penampang yang membulat
sedang bagian tengahmya dan belakang berbentuk pipih.Alat pernafasan tambahan
terdapat di bagian kepala di dalam rongga yang di bentuk oleh dua pelat tulang
kapak.Insangnya berukuran kecil dan terdapat di bagian kepala bagian belakang. Sirip ada 5 jenis yaitu sirip dada,punggung,anus ,ekor danperut.Sirip
dadanya berbentuk bulat agak memanjang dengan ujung meruncing.(Najiyati ,1997 dalam aquaculture 2009)
Ikan Nila (Oresocromis niloticus) memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kelas:
Osteichthyes, Ordo: Percomophi, Famili: Cichlidea, Genus: Oreochromis, Spesies: Oreochromis niloticus. Bentuk badan ikan nila pipih
kesamping memanjang (compressed). Tubuh berwarna putih kehitaman, makin keperut
makin terang. (Ghufran, 2009)
Ikan nila pada umumnya
mempunyai bentuk tubuh panjang dan ramping, perbandingan antara panjang dan
tinggi badan rata-rata 3 : 1. Sisik-sisik ikan nila berukuran besar dan kasar.
Ikan nila berjari sirip keras, sirip perut torasik, letak mulut subterminal dan
berbentuk meruncing. Selain itu, tanda lainnya yang dapat dilihat adalah dari
ikan nila adalah warna tubuhnya yang hitam dan agak keputihan. Bagian bawah
tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila lokal putih agak kehitaman
bahkan ada yang kuning. Sisik ikan nila besar, kasar, dan tersusun rapi.
Sepertiga sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya memiliki garis
linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Linea lateralis
bagian atas memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip punggung
sampai pangkal sirip ekor. Ukuran kepalanya relatif kecil dengan mulut berada
di ujung kepala serta mempunyai mata yang besar (Merantica, 2007 dalam
Ikanmania25, 2012)
Menurut Pratama (2009), ikan nila mempunyai nilai bentuk tubuh
yang pipih kea rah vertical (kompres) dengan profil empat persegi panjang kea
rah anteroposterior, posisi mulut terletak di ujung/termal. Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis
yang vertical dan pada sirip punggungnya garis terlihat condong lekuknya. Ciri
ikan nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip, ekor, punggung
dan dubur. Pada bagian sirip caudal/ ekor yang berbentuk membulat warna merah
dan biasa digunakan sebagai indikasi kematangan gonad . Pada rahang terdapat bercak kehitaman.
Sisik ikan nila adalah tipe scenoid. (Pratama, 2009 dalam
Finasaindri 2012)
Ikan selinca (Poliacanthus
hasselti) memiliki ciri-ciri permukaan
sirip punggung di atas dasar sirip dada, sirip punggung lebih panjang dari pada
sirip dubur, bentuk tubuh pipih, kepala di tutupi oleh sisik yang keras (Weber,
M. and De Beaufort, L. P, 1916 dalam Ronaldy, 2012)
Klasifikasi ikan selinca (Polichantus Hasselti) adalah sebagai berikut: Kingdom: Animalia, Phylum: Chordata, Kelas:
Pisces, Ordo: Labyrinthici Famili: Anabantidae , Genus:
Polyacanthus, Spesies : Polyacanthus hasselti. Ikan
selinca memiliki badan berwarana coklat, setiap sisik mempunyai pinggiran
hitam, pola warna hitam berbentuk jala pada sirip ekor, pada saat remaja
memiliki bercak hitam pada bagian belakang pangkal sirip punggung. Ciri-ciri lainnya adalah memiliki bentuk
tubuh pipih compresed, sirip punggung sempurna, jumlah sirip punggung satu,
letak sirip punggung dibelalakang kepala dibagian anterior badan, permulaan
dasar sirip punggung persis sama dengan permulaan sirip perut, sirip punggung
terpisah dengan sirip ekor, posisi sirip dada dibawah linea lateralis persis
dibawah sudut tutup insang, sirip perut thorcic, sirip ekor membundar dan,
sirip dada mempunyai posisi oblique, sirip anus pada pangkal diliputi sisik. (Ikanselinca,
2012)
Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) memiliki ciri-ciri bertubuh pipih
dan bermoncong runcing sempit, panjang total hingga 120 mm.
Perak buram kebiruan atau kehijauan, dengan beberapa pita miring berwarna
gelap, serta bercak hitam masing-masing sebuah pada tengah sisi tubuh dan pada
pangkal ekor. Namanya dalam bahasa Inggris, Three spot gourami, merujuk
pada kedua bintik hitam itu, ditambah dengan mata sebagai bintik yang ketiga.
Sirip ekor berlekuk (berbelah) dangkal, berbintik-bintik. Warna tubuh ikan ini amat bervariasi, baik
perimbangan terang gelapnya maupun pola-pola warna tubuhnya. Demikian pula
bilangan jari-jari pada sirip-siripnya. Rumus sirip dorsal, VI-VIII (jari-jari
keras atau duri) dan 8–9 (jari-jari lunak); dan sirip anal
X-XII, 33–38. Gurat sisi 30–40 buah. Panjang standar (tanpa ekor) 2,3–2,5 kali
tinggi badan. Sepasang
jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai
cambuk
atau pecut, yang memanjang hingga ke ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan
2-3 jumbai pendek. (Wikipedia, 2010)
Ikan kakap putih (Lates
calcalifer) memiliki tubuh memanjang dan padat (FAO, 2007). Kepala
menjorong, dengan profil dorsal yang cekung menjadi cembung didepan sayap dorsal.
Mulut besar, rahang atas panjang hingga mencapai belakang mata; gigi villiform,
tidak dijumpai gigi canine. Tulang keras pada tepi bawah dari preoperculum;
operculum dengan tulang kecil dan dengan sirip bergerigi di atas garis lateral.
Sirip dorsal dengan 7 hingga 9 tulang dan 10 hingga 11 sirip lunak; duri tulang
sangat dalam yang terbagi penuh dari bagian sirip lunak; sirip pectoral pendek
dan bulat; bergerigi keras di atas dasarnya; sirip dorsal dan anal memiliki
lembaran yang bersisik. Sirip anal bulat, dengan 3 tulang duri dan 7–8 sisik
lunak; Sirip caudal bulat. Sisik besar ctenoid (kasar bila disentuh). Adapun
taksonomi L.calcarifer: Phylum :
Chordata Sub phylum: Vertebrata Class:
Pisces Ordo : Percomorphi, Family: Centropomidae, Genus: Lates Species : Lates calcarifer (Sudjiharno,1999 dalam Pande, 2012)
Bagian rahang kakap putih melewati mata.
Mata kakap putih lebih kecil daripada kakap mata kucing. Bagian atas kakap
putih berwarna coklat muda, sedangkan bagian bawahnya berwarna keperakan.
Sirip-sirip kehitaman, terutama sirip ekor dan dubur berwarna kehitaman.
(Ghufran, 2009)
Ikan pari (Trygon sephenMemiliki ciri-ciri
dibagian bawahnya terdapat spiracle, pina pectoralis, pina caudalis, Ikan pari
merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk kelas Elasmobranchii. Ikan ini
dikenal sebagai ikan batoid, yaitu sekelompok ikan bertulang rawan yang
mempunyai ekor seperti cambuk. Ikan pari memiliki celah insang yang terletak
disisi ventral kepala. Sirip dada ikan ini melebar menyerupai sayap, dengan
sisi bagian depan bergabung dengan kepala. Bagian tubuh sangat pipih sehingga
memungkinkan untuk hidup di dasar laut. Bentuk ekor seperti cambuk pada
beberapa spesies dengan sebuah atau lebih duri tajam di bagian ventral dan
dorsal. (Aqshabiogger, 2010)


3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Iktiologi dengan judul “Penggolongan, Bentuk Tubuh, dan Bagian Luar Tubuh Ikan” ini dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Maret 2013, pukul 10.00 WIB s/d 12.30 WIB yang bertempat di Laboratorium
Biologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.
3.2. Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah Ikan
Nila (Oreocromis niloticus), Ikan
Selinca (Polyachantus haselti), Ikan
Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus),
Ikan Belanak (Mugil Belanak), Ikan
Kakap Putih (Lates calcalifer), Ikan
Pari (Trygon sephen), Ikan Pepetek (Leiognathus dussumieri) Ikan Motan (Thynnichtys polylepis), Ikan Lomek (Horpadon nohricus) yang didapat dari Pasar Arengka, Pasar Panam,
Teratak Buluh, Pasar Dupa, Pasar Kodim, Pasar Bawah dan pasar Pusat.
Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah nampan, serbet,
tissue, alat tulis lengkap: pensil, pena, penggaris, penghapus, buku penuntun
praktikum dan buku untuk menggambar hasil pengamatan yang telah dilakukan.
3.3. Metode Praktikum
Metode yang dipergunakan pada
praktikum ini adalah metode langsung dimana objek diteliti dan diamati secara
langsung oleh praktikan guna diambil datanya sesuai dengan tuntunan yang
terdapat didalam buku penuntun praktikum. Praktikum berlangsung dibawah
pengawasan asisten.
Adapun objek yang
dipraktikumkan adalah untuk mengukur tubuh ikan (TL, FL, SL, Bdh dan HdL), dan dilanjutkan dengan mengamati
ciri-ciri yang dimiliki objek dan menggolongkan objek kedalam grup dan kelasnya
masing-masing.
3.4. Prosedur Praktikum
Sebelum masuk ke laboratorium praktikan terlebih dahulu diperiksa
oleh asisten dari baju lab, ikan-ikan yang akan dipraktikumkan, klasifikasi ikan-ikan yang
akan dipraktikumkan, serbet, serta alat-alat tulis yang lengkap. Setelah
semuanya lengkap baru praktikan diperbolehkan masuk ke dalam laboratorium. Setelah
itu asisten memberikan respon kepada praktikan tentang materi-materi yang akan
dipraktikumkan. Setelah respon selesai, ambillah ikan yang telah dibawa oleh
praktikan yang memenuhi
syarat untuk melakukan praktikum bidang dan arah kemudian letakkan ikan diatas
nampan yang telah disediakan. Letakkan dengan posisi perut (ventral) di sebelah
bawah dan kepala di sebelah kiri. Gambarlah ikan semirip mungkin dengan ikan
yang asli kemudian lakukanlah pengukuran terhadap tubuh ikan untuk mengetahui
panjang total (TL), panjang baku (SL), panjang tubuh (FL),
tinggi badan (BdH), panjang kepala (HdL) dan gambarlah ikan tersebut. Setelah gambar selesai beri keterangan dan
buat deskripsi ikan
berdasarkan ciri-ciri bentuk dan bagian luar tubuh ikan yang dimiliki oleh ikan tersebut. Jika praktikum sudah
selesai bersihkan meja praktikum sampai bersih seperti pada saat sebelum
praktikum.


4.1. Hasil Praktikum
4.1.1. Ikan Nila (Oreocromis
niloticus)
4.1.2. Ikan Selinca (Polyachantus
haselti)
4.1.3. Ikan Sepat Rawa (Trichogaster
trichopterus)
4.1.4. Ikan Belanak (Mugil Belanak)
4.1.5. Ikan Kakap Putih (Lates
calcalifer)
4.1.6. Ikan Pari (Trygon sephen)
4.1.7. Ikan Pepetek (Leiognathus
dussumieri)
4.1.8. Ikan Motan (Thynnichtys
polylepis)
4.1.9 Ikan Lomek (Horpadon nohricus)
4.2. Pembahasan


5.1. Kesimpulan
5.2. Saran